Wednesday, February 5, 2020

"Hidup Untuk Belajar dan Belajarlah Untuk Tetap Hidup"


Kampus Filsafat Edisi Rabu 05 Februari 2020

"PENDIDIKAN : NUTRISI BAGI JIWA YANG HAUS AKAN ILMU"
  
(Fakultas Ilmu Filsafat Unwira Kupang)

            Aktivitas kuliah semester genap tahun ajaran 2019/2020 Fakultas Filsafat mulai berjalan normal. Normalnya kegiatan perkuliahan ini (Rabu, 05 Februari 2020) dilengkapi pula dengan hadirnya dosen-dosen pengasuh mata kuliah yang siap “tempur” sepanjang semester genap ini. Semisal Rm. Siprianus Senda, Pr. S.Ag. L.Th.Bib yang terlihat sangat bersemangat dalam mengajar, membimbing dan memberi pemahaman yang benar kepada mahasiswa/i semester dua dalam mata kuliah pendidikan kewarganegaraan. Di sela-sela kegiatan mengajar itu, ada hal menarik ketika mahasiswa diajak untuk berdiskusi bersama. Kegiatan diskusi ini menjadi salah satu aktivitas yang sering dilakukan oleh Rm Sipri saat kuliah berlangsung. Maknanya sederhana. Pertama, mahasiswa/i diajak untuk mengaktualkan pengetahuan dalam berpendapat secara baik, benar, sistematis dan mudah dipahami. Kedua, mahasiswa/i diajak untuk berani tampil di depan umum. Point kedua ini penting dan sangat bermanfaat dalam mengatasi rasa gugup atau takut ketika satu waktu diminta untuk berbicara di depan umum.


(Foto diambil saat Rm. Sipri Senda, Pr memberikan kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
 kepada mahasiswa/i semester dua Program Studi Ilmu Filsafat Unwira Kupang)

(Video diambil saat Rm Sipri memberi penjelasan tentang politik identitas 
kepada mahasiswa/i semester dua Program Studi Ilmu Filsafat Unwira Kupang)

(Video diambil saat salah satu mahasiswa diberi kesempatan
 untuk memberikan pendapatnya tentang politik identitas)

            Di samping itu, terlihat pula Rm. Drs. Yohanes Subani, Pr, Lic.Iur.Can yang juga sangat bersemangat dalam memberi kuliah. Romo Jon yang dikenal sebagai salah satu dosen hukum kanon ini berjuang mengajak mahasiswa semester empat kepada suatu pemahaman yang benar tentang Hukum Gereja Perkawinan. Ada hal menarik yang ditekankan oleh Romo Jon saat kuliah berlangsung. Penekanan ini merujuk kepada para mahasiswa/i yang “berlabel” sebagai calon imam ataupun biarawan/biarawati agar boleh belajar dari saudara/i yang sudah menjadi awam. Pasalnya mereka yang telah menjadi awam oleh karena keinginan (nafsu) untuk “kawin” justru tidak menjadi pribadi-pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat dan Gereja. Malah sebaliknya menjadi sumber masalah bagi orang lain. “Kalau pun ada pribadi-pribadi yang bermanfaat bagi orang lain, presentasenya sangat kecil, tegasnya.”  

(Foto diambil saat Rm Jon memberikan penjelasan kepada para mahasiswa tentang pentingnya memaknai Hukum Gereja Perkawinan)


(Video diabadikan saat kuliah Hukum Gereja Perkawinan Berlangsung)


            Kemudian terlihat pula Dr. Watu Yohanes Vianey, M.Hum. Walaupun jadwal kuliahnya baru dimulai pukul 09:30, tetapi beliau sudah ada sejak jam 08:45. Ketika tiba waktunya untuk memberi kuliah, Pak Vian yang dikenal oleh para mahasiswa/i sebagai salah satu budayawan terbaik fakultas ilmu filsafat, mencoba mengajak para mahasiswa/i semester dua kepada pemahaman tentang metode penelitian budaya yang baik dan benar. 

(Foto diambil saat kuliah metode penelitian budaya)

(Video diambil saat Pak Vian memberikan penjelasan
 tentang ritus dalam suatu budaya tertentu)

No comments:

Post a Comment