Monday, November 25, 2019

"Sang Pemimpi"


"MIMPI  PEMIMPIN  YANG  MATI"

Andro Bouk

                                                                         


Aku tak sangka! Saat kau berkipra di pelupuk mata neraca keadilan. Dalam kenestapaan jiwa yang berkelana demi reputasi sesaat. Di sini kau menemukan suasana baru dalam mencari kepastian. Bukan disini tapi disana telah mengelabuimu. Kau mengirim langkah sesuai kancah arus kehidupan yang mati. Layaklah ditapaki? Tanpa kau menghitung detak jantung yang berdenyut dari para koruptor. Kau makin patah, layaknya kayu lapuk yang terkulai dan mengawang atas topangan orang lain. Lalu kau hanya meninggalkan luka lara yang salah. Kau menanamkan luka menimpah rakyat jelata, dengan kenangan yang tumbuh subur mengarang diatas karang belaka dan benih-benih itu hidup merajalela yang meluluh lantahkan di sudut kalbu. Karena kau tak mau lagi disini, sebab kau telah bangkit. Tetapi kau tetaplah ada sebagai pecundang yang berlama mati di sini. Tiada yang bersanding sebab nanti dirasuki dalam tangis demi kesalahan langkah pahit. Mungkin ini bukan pilihan lagi. Sangkahkah kau  guratkan nilai zaman ini? Sebab kau telah jatuh untuk menulis noktah yang mengguyuri dengan mencekam tintah hitam. Sukma yang kau bawah pergi dalam diri termakan oleh kehampaan. Lama terpaku mati dengan bercak darah. Pada tatapan kasat mata yang beku pada luka kematian jiwa.
                        

No comments:

Post a Comment