KONSEP PENDIDIKAN
MORAL MENURUT CHARLES TAYLOR
DAN RELEVANSINYA BAGI PENDIDIKAN DI INDONESIA
Oleh
VALENTINUS D. KYEN
Manusia memiliki kehidupan yang
seluruhnya menjadi bagian dari dirinya, kehidupan manusia berbeda dengan
tumbuhan dan hewan (infra human),
bahkan manusia adalah makhluk yang lebih kaya dan memiliki keruwetannya
sendiri. Hal ini dikarenakan, manusia memiliki kekhususan dalam dirinya yaitu
ia memiliki otak yang memungkinkan dirinya untuk bernalar,melakukan aktivitas
berpikir dan merefleksikan hidupnya. Kemampuan berpikir manusia ini
memungkinkan dirinya untuk berkembang maju (progresif). Dalam kesadarannya manusia
dapat memiliki hubungan dengan dunia entah manusia akan mengubah dunianya,
memproduksi dunianya dan bahkan lewat kerja atau karyanya manusia dapat
menaklukan dunia demi keinginannya.
Pendidikan adalah salah satu jalan yang
ditempuh oleh manusia untuk membentuk dirinya sekaligus menjadi jalan guna
mencapai keutuhan dirinya. Pendidikan juga di sisi lain menjadi wadah dimana
manusia mengenal, belajar dan berproses untuk menghadapi sekaligus melewati
hal-hal yang ada dalam hidupnya. Pendidikan yang dimaksud ini ialah pendidikan
baik formal yang diajarkan lewat suatu lembaga atau institusi maupun pendidikan
non-formal yang diperoleh dari proses belajar dalam keluarga dan lingkungan
sekitar. Segala sesuatu sejauh manusia mempelajarinya entah lewat pengalaman
langsung maupun lewat cara pembelajaran lain, disitu menusia sedang merangkai
sekaligus mendidik dirinya sendiri. Pendidikan selain bertujuan untuk mencapai
keutuhan manusia juga menjadi media dimana membentuk cara pandang manusia
mengenai hakikat realitas dimana dengan bangunan pemikiran yang dibangun dalam
pendidikan memampukan manusia untuk melihat inti terdalam kehidupan dan jati dirinya.
Charles Taylor filsuf beraliran
komunitarianisme mengatakan bahwa “sekolah pengakuan” (school of recognation) adalah sebuah pendidikan yang mendasarkan
pada “pengakuan”(recognition).
Pengenalan yang dimaksud ialah pengenalan akan diri (self) yang mengantar pada pengakuan akan identitas dari dan oleh
yang lain serta kepada yang lain. Kurangnya pengakuan dari dan kepada orang
lain dapat saja menyebabkan disintegrasi atau masalah dalam diri seseorang
sehingga tujuan pendidikan adalah mengantar pribadi sampai pada “pengakuan”
akan dirinya. Charles Taylor mengatakan bahwa: Identitas kita merupakan bagian
yang dibentuk oleh pengakuan atau tiadanya pengakuan, sering oleh tidak adanya
pengakuan dari orang lain dan ketika itu
manusia atau sekelompok manusia dapat menderita kerusakan, kenyataan
penyimpangan. Tidak mengakui atau tidak adanya pengakuan dapat mendatangkan
kerugian, penindasan, mendekam seseorang dalam kesalahan, berbuat perilaku
menyimpang dan bahkan mereduksi cara berada mereka. ketiadaan pengakuan
menunjukkan kurangnya rasa hormat. Pengakuan adalah sesuatu yang vital dan
dibutuhkan manusia.
Sedangkan moral menurut Charles Taylor
ialah sesuatu yang baik karena memang ia baik pada dirinya sendiri dan harus
dijalankan oleh manusia serta bersifat konstitutif yaitu “wajib”. Sesuatu yang
baik itu adalah sumber moral itu sendiri. Baik adalah sumber dan pendorong
manusia untuk bertindak atas dasar cinta sebab cinta adalah manifestasi
sekaligus ada di dalam baik. Baik disini adalah sesuatu yang diterima secara
umum, dibentuk, layak, disadari ke- bernilaiannya, mengagumkan, baik hati. yang
Baik juga merupakan cinta yang mendorong untuk bertindak. Baik adalah sumber
cinta yang memberdayakan kita untuk bertindak dan menjadi hingga kita mencapai
pemenuhan diri. Bagi Charles Taylor, “moral otentik” ialah bagaimana seseorang
menjadi benar-benar dirinya seturut keaslian dirinya (identitas) dan itu hanya
dapat terwujud dan diungkapkan jika melihat potensi yang ada dalam diri dan
menjadi khas dalam diri sendiri.
Bagi Taylor, Tujuan dari manusia ialah
kepenuhan diri dimana ia dapat mengaktualisasikan diri atau identitasnya yang
di dapat selama hidupnya. Sekolah Pengakuan adalah sekolah yang mana identitas
dan diri manusia diaktualisasikan. Sekolah pengakuan adala sebuah model
pendidikan etis sebab identitas yang menjadi unsur penting mansuai mendapat
tempanya atau dalam bahasa Taylor memperoleh pengakuan. Pengakuan akan
mendatangkan keotentikan diri bagi manusia. Dalam pengakuan, identitas yang
mana merupakan keaslian dari diri manusia di akui atau diterima keberadaannya
yang mana mengantar manusia pada keaslian dirinya. Tidak adanya pengakuan atas
identitas dapat menyebabkan kerusakan pada diri manusia dan dari semuanya itu,
manusia tidak akan hidup dengan keaslian dirinya atau keotentikan dirinya
bahkan kepenuhan diri tidak akan tercapai oleh manusia tersebut. Dengan
demikian, pengakuan atas identitas adalah suatu hal yang mutlak sebab dengan
adanya pengakuan seseorang dapat mencapai kepenuhan dirinya yaitu menjadi diri
yang otentik.
No comments:
Post a Comment