"MAKNA KELAHIRAN KEMBALI DALAM AIR DAN ROH BAGI NIKODEMUS"
(Sebuah Refleksi Eksegetis Atas Teks Yohanes 3:1-21)
Oleh
Kristoforus Lahur
Kelahiran adalah sebuah peristiwa sukacita dalam sebuah
keluarga. Dikatakan demikian karena dalam dan melalui peristiwa ini hadirnya
seorang anggota baru. Dia yang akan berjalan dan menemani hidup keluarga
selanjutnya. Dia juga yang akan memberi warna baru bagi perjalanan hidup
keluarga. Lebih dari itu kelahiran juga menjadi sebuah peristiwa sukacita
karena peristiwa ini direfleksi oleh umat beriman sebagai peristiwa karya agung
Allah atas manusia.
Alkitab sendiri sama seperti agama yang lain mengungkapkan imannya
akan adanya hidup lain melalui lambang kelahiran baru yang dianugerahkan kepada
manusia oleh dewa atau yang ilahi. Alkitab menyajikan konsep yang berbeda bukan
soal tindakan magis tetapi soal tindakan kasih dan anugerah Allah. Misalkan
saja dalam Perjanjian Lama kelahiran tokoh-tokoh penting yang membawa
pembebasan bagi bangsa Israel. Kelahiran nabi Musa selalu dalam hubungan dan bingkai kasih Allah. Allahlah yang
mengantar nabi Musa hingga bebas dari ancaman (Kel 2:1-10). Musa yang
dihanyutkan dalam air tidak terjadi apa-apa karena kelahirannya demi sebuah
karya Allah yang agung. Dialah yang membawa bangsa Israel keluar dari
perbudakan di Mesir. Perjanjian Baru juga menampilkan kisah kelahiran tokoh
yang menjadi utusan Allah. Seperti peristiwa kelahiran Yesus sebagai Putera
Allah sendiri. Kelahiran-Nya menjadi sebuah peristiwa kelahiran bagi semua
orang yang percaya.
Nikodemuspun mengalami peristiwa kelahiran kembali. Dia
mengalami peristiwa kelahiran itu berkat perjumpaannya dengan Yesus. Yesus yang
dijumpainya mengundang dia untuk mengalami kelahiran kembali dalam air dan Roh.
Kelahiran karena campur tangan Allah lewat air dan Roh-Nya. Berkat perjumpaan,
percakapan dan sebuah wejangan panjang
dari
Yesus,
Nikodemus yang adalah seorang Farisi, guru hukum, penguasa orang Yahudi,
seorang kaya dan seorang yang berasal dari sebuah keluarga Yahudi terhormat
perlahan-lahan diubah.
Nikodemus memiliki seribu macam rasa saat berjumpa dengan
Yesus. Dia datang di waktu malam untuk berjumpa dengan Yesus. Kedatangan di
malam hari menimbulkan beberapa hipotesis. Pertama, Nikodemus datang malam hari
karena takut di ketahui oleh orang banyak. Kedua, dia berjumpa Yesus waktu
malam karena malam hari adalah kesempatan yang baik untuk belajar taurat. Malam
hari saat yang tenang dan teduh untuk mengambil waktu belajar taurat. Ada juga
yang mengatakan bahwa dia datang di waktu malam sebagai simbol bahwa Nikodemus
datang dari sebuah kegelapan. Dia datang untuk berjumpa Yesus sebagai Sang
Terang Sejati.
Kegelapan kehidupan bagi Nikodemus bisa dipahami karena
sebagai orang kaya tentu dia memiliki kelimpahan harta. Namun, dia merasa ada
yang kurang dari kelimpahan hidupnya yakni, kekurangan akan harta spiritual.
Maka, Nikodemus dengan mengambil sebuah sikap berani mau berjumpa dengan Yesus.
Dia datang kepada Yesus tanpa memperhatikan sebuah resiko besar. Nama baik,
status dan lain-lain dia abaikan demi berjumpa dengan Yesus. Nikodemus percaya
bahwa perjumpaannya dengan Yesus memberi hidup. Perjumpaan itu akan mengalami daya
ubah bagi dirinya.
Perjumpaan antara Yesus dan Nikodemus juga menjadi sebuah
undangan dan ajakan bagi setiap murid untuk berani mencarinya. Setiap murid
diajak untuk mengalami kelahiran kembali dalam air dan Roh. Allah menginginkan
suatu pendamaian dengan manusia yang telah tercebur dalam dosa ke dalam
kerajaan-Nya. Jalan satu-satunya untuk memasuki dan merasakan kedamaian
Kerajaan Allah adalah bahwa setiap orang harus mengalami suatu kelahiran
spiritual. Kelahiran spiritual menekankan dimensi keilahian yang berbeda dengan
kenyataan real dunia.
Sebab sesungguhnya proses penyempurnaan dunia terjadi dalam
diri Kristus. Dalam seluruh karya-Nya, Kristus menampakan secara utuh kasih
Allah yang sempurna bagi dunia (Yoh 3:16). Allah tidak menginginkan manusia
ciptaan-Nya masuk dalam penghakiman yakni kebinasaan. Tuntutan bagi manusia
adalah menghayati hidup dengan berlandaskan pada iman, harapan dan kasih kepada
Allah. Penghayatan akan tiga elemen fundamental ini memungkinkan dan melayakan
manusia untuk mendiami istana terjanji yakni Kerjaan Allah. Maka, layaknya
Nikodemus yang diundang oleh Yesus, Gerejapun harus mengalami kelahiran yang sama.
Di dalam perjumpaan dan undangan dari Yesus untuk mengalami
kelahiran kembali itu tentunya membutuhkan sebuah proses. Kelahiran kembali itu
tidak sekali jadi tetapi selalu dimurnikan oleh Roh itu sendiri. Layaknya
pribadi Nikodemus yang perlahan-lahan percaya. Nikodemus mengakui dan mengimani
Yesus di dalam sebuah proses. Sebab Iman itu ibarat sebuah benih yang kecil,
biasanya tumbuh lama sekali. Asalkan yang paling terutama adalah keterbukaan
dan ketergerakan hati terhadap undangan Allah.
No comments:
Post a Comment