Wednesday, March 18, 2020

"Viatikum : Bekal Perjalanan Ke Rumah Bapa"


VIATIKUM BAGI UMAT BERIMAN KRISTIANI YANG BERADA DALAM BAHAYA MAUT

MENURUT KANON 921 § 1 KITAB HUKUM KANONIK 1983


Oleh 

Vergilius Mandonsa


Hidup adalah anugerah terindah dari Allah yang dikaruniakan secara cuma-cuma kepada setiap makhluk ciptaan-Nya. Manusia sebagai makhluk peziarah merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling luhur di muka bumi. Paling luhur berarti manusia diciptakan secara istimewa, diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26-27). Sebagai ciptaan yang paling luhur juga, manusia dipanggil oleh Allah untuk turut mengambil bagian dalam kehidupan-Nya yang bahagia. Karena itu, pada setiap saat dan di mana-mana Ia dekat dengan manusia. Ia memanggil manusia dan menolongnya untuk mencari-Nya, untuk mengenal-Nya dan untuk mencintai-Nya dengan segala kekuatannya. Ia melakukan seluruh usaha itu dengan perantaraan Putera-Nya yang telah Ia utus sebagai penebus dan Juru Selamat. Di dalam Dia dan oleh Dia, Allah memanggil manusia supaya menjadi anak-anak-Nya dalam Roh Kudus dan dengan demikian mewarisi kehidupan-Nya yang bahagia.
Dalam peziarahan hidup ini, setiap manusia mengetahui bahwa di dunia ini manusia tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap dan masa kehidupan manusia di dunia itu tidak bersifat kekal abadi. Artinya bahwa cepat atau lambat, hidup manusia akan berakhir dengan kematian. Kematian merupakan sebuah kepastian hidup.
Berhadapan dengan kematian sebagai suatu realitas yang tak terelakkan maka Gereja sebagai pernyataan kasih Allah yang ada di dunia tidak hanya diam, di mana Gereja senantiasa berusaha untuk menopang perjalanan menuju kematian melalui sakramen- sakramen, salah satunya ialah sakramen Ekaristi yakni pemberian komuni suci sebagai bekal perjalanan kembali ke rumah Bapa (Viatikum).

Viatikum berasal dari kata bahasa latin yakni Via, te, cum yang berarti berjalan bersamamu. Viatikum merupakan Komuni Suci yang diberikan kepada orang beriman kristiani yang berada dalam bahaya maut. Viatikum disebut juga komuni bekal suci (bekal perjalanan ke rumah Bapa). Disebut sebagai sebagai bekal perjalanan karena dalam saat peralihan ke rumah Bapa ini persatuan dengan tubuh dan darah Kristus mempunyai arti dan kepentingan khusus yakni sebagai benih hidup abadi dan kekuatan untuk kebangkitan bagi manusia.

Oleh karena itu Gereja Katolik sangat mengharapkan agar setiap pribadi telah dibaptis dan berada dalam bahaya maut mesti ditopang dengan Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa roti dan anggur yang telah dikonsekrir dalam perayaan Ekaristi. Melalui pemberian tubuh dan darah Kristus bagi mereka yang akan kembali ke rumah Bapa ini bermakna bahwa seseorang akan dikuatkan imannya dan seorang yang akan meninggal tersebut akan dengan tenang menghadapi kematiannya. Ia akan sadar bahwa hidup ini adalah suatu peziarahan, dan kini saatnya dengan tenang kembali kepada sang empunya kehidupan yakni Allah. Dasar teologisnya ialah bahwa hidup ini berasal dari Allah maka kita akan kembali kepada Allah.

No comments:

Post a Comment